SIMBAH
DAN CUAP
Tokoh:
Simbah Dulloh : Muhammad Abdullah
Cuap
: Muflikhatul Khasanah
Penculik : Bayu Budi Tri
Polisi 1 : Daski Tri
Polisi 2 : Effendy
Imam
Pujo : Achmad Saffrudin
Dikisahkan seorang anak bernama Cuap yang hidup bersama
kakeknya di sebuah desa bernama Desa Sukamabur, Kabupaten Purwoboyo. Kakeknya
tersebut adalah orang sudah agak tuli. Nama kakek tersebut adalah Simbah
Dulloh. Umurnya sekitar 90 tahun. Simbah Dulloh adalah kakek yang sangat trendi
karena terus mengikuti perkembangan jaman. Bahkan setiap malam minggu simbah
sering ikut dugem bersama kakek-kakek trendi lainnya. Simbah membesarkan Cuap
sendiri dari sejak Cuap kecil. Dirumah simbah juga ada pembantu yang membantu
kegiatan simbah seperti mencuci sapi, kerbau, buaya, dan singa.
Tak usah berlama-lama langsung
saja kita ke lokasi.
sumber: www.masdulloh.blogspot.com
Simbah : (bermain
handphone di depan rumah)
Tiba-tiba Cuap datang.
Cuap : Pagi kakek.
Simbah : Pagi juga Nak. Ada apa ?
Cuap : Gini kek, aku boleh minta sesuatu nggak ?
Simbah : Boleh-boleh saja, mau minta apa Nak ?
Cuap : Aku mau main mbah, tapi nggak punya uang. Boleh minta uang nggak ?
Simbah : Apa ? minta tulang ? waduh, tadi sudah dimakan sama
kucing Simbah.
Cuap : Bukan tulang kek,
tapi uang !!!
Simbah : Owh minta uang, ya sudah ini tak kasih
Cuap : Makasih kakek
Simbah : Nak, kamu itu jangan jadi anak yang nakal, kamu itu
sudah simbah besarkan dari sejak mbah temukan di pinggir kuburan sampai besar
seperti ini. Kamu harus meneruskan perjuangan mbah. Kamu juga harus belajar memelihara
buaya-buaya mbah yang sudah mbah anggap anak sendiri.
Cuap : Iya kek, aku usahain.
Simbah : Tahu nggak kamu
kok bisa namanya Cuap ?
Cuap : Nggak kek, emang kok bisa namanya Cuap ?
Simbah : Nama panjang kamu itu Cuap Cuka Mangap. Karena ketika
mbah temukan kamu sedang mangap nduk. Lalu mbah taruh makanan di mulut kamu
tetapi tetap mangap, akhirnya mbah kasih kecoak di mulut kamu dan akhirnya
kamau mau mengunyahnya.
Cuap : Owh begitu ya. Yasudah, Cuap ijin main dulu ya kek.
Assalamu’alaikum
Assalamu’alaikum
Simbah : Waalaikumsalam,
hati-hati ya Nak.
Tanpa sepengetahuan simbah, tiba-tiba ada dua orang
penculik datang dan langsung menculik Cuap di depan Simbah.
Cuap : Kakek, aku
diculik, tolong aku !!
Simbah : Ssssssttt.... jangan
brisik nduk, simbah lagi sibuk.
Cuap : Kakek, ini aku
lagi diculik, kakek !!!!!!
Simbah : Simbah lagi mainan
hp kok malah diganggu.
(beberapa saat kemudian hp kakek
berbunyi)
Simbah : Hallo ? ada yang bisa membantu saya ?
Penculik : Apa benar ini
rumahnya simbah Dulloh?
Simbah : Iya saya sendiri,
ini dari siapa ya ?
Penculik : Saya penculik
Simbah : Penculik ? penculik yang mana ya ? Yang sedang duduk itu po ?
Simbah : Penculik ? penculik yang mana ya ? Yang sedang duduk itu po ?
Penculik : Ya bukan,
ceritanya itu kita berbeda tempat dan aku menjadi pencuri
Simbah : Spesialis penculik
apa ya ?
Penculik : Saya spesialis
penculik orang
Simbah : Oh penculik orang,
tapi maaf saya tidak pesan penculik disini
Penculik : Arghhh, pusing saya
Simbah : Pujo !! Pujo,
kesini sebentar
Pujo : Iya tuan, ada
apa ?
Simbah : Ini ada telpon
dari pencuri ngakunya, coba kamu yang jawab, males aku
Pujo : Hallo, apa benar
ini penculik ?
Penculik : Iya benar, anak
dari majikan kamu telah aku culik huahahahahaha
Pujo : tuan, Cuap telah
diculik
Simbah : Apa ? Cuap diculik ? yasudah, kamu suruh aja ketemuan,
kalau minta tebusan tawar ya !
Pujo : Baik, bagaimana
penculik ? apa yang bisa saya bantu ?
Penculik : Saya ingin uang 2 Milyar, jika anda
tidak bisa memberikan 2 milyar maka anak anda akan kami makan. Hahahaha
Pujo : Waduh, 2 milyar
? bukannya dipasaran harga tebusan nggak segitu ?
Penculik : Yasudah boleh
nego, nego dikit ya gan
Pujo : 700 Juta gimana
gan ?
Penculik : Wah, naik lagi gan
Pujo : Yasudah 1 Milyar
gimana ?
Penculik : yayaya, baiklah. Tapi jangan lapor ke polisi
Penculik : yayaya, baiklah. Tapi jangan lapor ke polisi
Pujo : Siap gan, mau
ketemuan dimana ?
Penculik : Di rumah kosong,
Gg Boyo Kurawa. Saya tunggu sampai besok jam 3 sore.
(Menutup Telepon)
Simbah : Bagaimana Jo ?
Pujo : Kita harus
membayar 1 M dan bertemu di rumah kosong Gg Boyo Kurawa
Simbah : Baiklah, besok simbah akan kesana bersama Polisi.
Sekarang kamu cepat ke kantor polisi laporkan dan besok simbah akan kesana.
Pujo : Siap tuan.
Apakah besok saya boleh ikut kesana ?
Simbah : Jangan, kamu harus
tetap disini menjaga buaya-buaya peliharaan simbah.
Pujo : Baiklah, saya
akan ke kantor polisi sekarang
Simbah : Mau ngapain ke kantor
polisi segala ?
Pujo : Lho, tadi
katanya saya disuruh lapor ke Polisi ?
Simbah : Oh iya, baiklah silahkan, cepat ya. Kalau begitu saya
mau masuk ke dalam dahulu. (salah jalan)
Pujo : eh eh eh, mau
kemana tuan ? pintu masuknya disini.
Simbah : Oh iya, saya lupa.
Setelah itu Pujo melaporkan kejadian penculikan tersebut
ke kantor polisi.
Sumber: www.masdulloh.blogspot.com
Keesokan harinya Simbah datang ke tempat yang telah
ditentukan bersama dengan 2 orang polisi. 2 orang tersebut merupakan polisi
yang sangat disegani di desa Sukamabur.
Polisi I : Kakek masuk dulu, kami akan
mengawasi dari sini.
Polisi II : Ya. Kami akan mengintai dari sini.
Jadi kakek nggak perlu khawatir.
Simbah : Iya…iya…( Masuk
ke dalam rumah kosong itu).
(Kemudian si penculik itu keluar sambil membawa cucu dari simbah yang
diculiknya)
Penculik : Anda Simbah Dulloh kakek dari Cuap?
Simbah : Iya benar, saya Simbah Dulloh. (Bersalaman)
Loh, kamu Tono kan ?
Penculik : iya saya Tono, kog anda tahu ?
Simbah : Kamu lupa ya sama
aku ? ini lho, aku Dulloh, nama lengkapku Dulloh, Dugem Gitu Loh.
Penculik : Oh, Dulloh yang waktu SMK suka
ngompol di celana itu ya ?
Simbah : Iya ton bener, apa kabar ?
Penculik : Baik-baik saja, kamu ?
Simbah : Aku juga baik-baik
saja. Bagaimana bisnismu sekarang ? Kamu sekarang kerja penculik ?
Penculik : Wah, iya Dull,
maklum, dulu waktu daftar jadi model sampul Hidayah tapi nggak diterima,
akhirnya aku nyerah dan jadi penculik. Kebetulan korbannya cucumu.
Simbah : Iya, gimana ? cucuku nggak nakal kan kalau sedang
diculik ?
Penculik : Iya Dull, dia memang anak yang nggak
nakal. Dia juga mau makan apa saja.
Simbah : Iya, itu yang membuat aku betah mengurusnya.
Penculik : Lha emang orangtuanya kemana ?
Simbah : Orangtuanya telah
meninggal. Kakeknya dimakan singa dan ayahnya tergigit ayam
Penculik : Emang kamu juga memelihara ayam ?
Simbah : Iya, bahkan
sekarang ayam tersebut baru nikah sama ayam tetangga yang bernama Shelly. Nama
panjangnya Shellymut Tetangga. Kemaren aku juga baru selesai mengurus
pernikahan mereka di KUA
Penculik : Apa itu KUA
Simbah : Kantor Urusan Ayam
Penculik : wah, selamat ya.
Simbah : terima kasih.
Penculik : Oh iya lupa saya lagi nyulik,
reoniannya nanti saja ya ?.
Oke. Anda membawa uang tebusannya?
Simbah : Ya, saya membawanya. Kembalikan cucu saya!
Penculik : Enak aja! Duitnya dulu dong! Baru
anaknya saya kembalikan.
Simbah : Nih! (Menyerahkan kantong plastik yang dibawanya
pada penculik)
Penculik : Ini isinya duit?!
Simbah : Ya iyalah…dah tau nanya!
Penculik : Nggak bermodal
banget sih! Pake koper kek! Mana isinya duit receh lagi!
(Sambil
menggoyang – goyangkan kantong itu).
Simbah : Eh! Emang beli
koper nggak pake’ duit apa?! Lagian kan yang penting isinya duit!
Penculik : Huh, ya udah deh
nggak apa – apa. (Membuka kantong itu)
Hmm…niat banget nih
kakek-kakek ngasih gue duit.
Simbah : Ya
iyalah…secara gitu loh…orang kaya….
Penculik : Nih! Cucu kamu
saya kembalikan! (Sambil mendorong Cuap ke arah Simbah).
Cuap : Kakek! (Sambil
mendekati simbah).
Simbah : Ya ampun Cuap! Simbah khawatir banget sama kamu sayang!
Eh, ini dKakekka dulu ya. (Sambil membuka tutup yang menutupi kepala Cuap) Ha…!
Lho kok…cucu saya jadi jelek kayak gini sih, ini bukan cucu saya!
Cucu saya cucu bendera (nyanyi)
Penculik : Lho?! Jadi ini
bukan cucu kakek?
Simbah : Ya…kayaknya sih dia emang cucu saya, tapi dulu dia itu ganteng. Nggak kayak gini! Ya udah
deh, dia saya ikhlasin aja buat kamu! Anggap saja ini tanda persahabatan kita
waktu kecil (Sambil mendorong Cuap ke arah penculik).
Penculik : Ogah ah! Anggap saja anak ini adalah
kenang –kenangan dari saya untuk kakek dan uang ini sebagai kenang – kenangan
dari kakek untuk saya. (Sambil mendorong
Cuap ke arah Simbah)
(Tiba – tiba saja polisi muncul
dengan mendobrak pintu)
Polisi I : Angkat kaki! (Sambil menodongkan pisang).
Polisi II : Eh! Itu pisang…(Sambil menunjuk ke arah pisang itu).
Polisi I : Oh iya, maaf!
Polisi II : Angkat tangan!
Penculik : Tadi katanya kaki,
sekarang tangan !
Polisi I : Kalian berdua
ditangkap!
Simbah : Lho! Kok saya juga ditangkap sih?! Kan yang nyulik anak
saya itu dia! (Sambil menunjuk si
penculik) Saya ini kan Kakeknya.
Polisi II : Dia ditangkap karena menculik anak Kakek dan Kakek ditangkap karena
menolak anak Kakek sendiri.
Simbah : Apa?! Tapi kan…
Polisi I : Sudah!
Menjelaskannya nanti saja di Kantor Polisi!
Akhirnya polisi membawa Simbah
dan si penculik ke Kantor Polisi. Sementara itu, Cuap dipulangkan ke rumahnya.
0 komentar:
Posting Komentar